Nih, fanfic gue~
Sebenernya sih cuma mau menuh-menuhin blog, namanya juga blog baru *norak* makanya gue post fanfic gue deh~ keke~
Ini fanfic waktu itu gue bikin sebagai permintaan maaf buat temen gue yang suka sama Donghae, karena waktu otu gue lupa ulang tahunnya, dan baru inget besoknya *temen macam apa gue in?* Gue bikin fanfic ini 2 hari lho~ itu rekor, YEAH! Gue bikin fanfic ini sampe jam 2 pagi -_- Yang baca comment, yah ! ^^ Hargain perjuangan (?) gue dalam membuat fanfic ini! Oke, sekian silahkan dibaca~~
Oh, iya! Ini fanfic-nya udah pernah saya post do fb sama wordpress saya, so
DON'T TAKE THIS FANFIC WITHOUT MY PERMISSION, OKAY ? ^^ (reader: siapa juga yang mau ngambil fanfic lu! ==")
Title : I’m a Lucky Fans
Cast : Lee Donghae
Lee Keynie
Kim Hyocan
Lee Hyukjae (figuran :p)
Fandom : Super Junior / SM Entertainment
Rate : PG/PG-13
Genre : Berubah-ubah semau author *slapped*
Length : One Shot, 12 page Ms. Word (3.029 word)
Author : Ajrina Acan Paramita
I’M A LUCKY FANS
Mwol salgga salgga salgga
Salgga neoreul wihan seonmul
Oh~ michigetda saenggakman
Haedo johahal ni moseub
[Keynie’s POV]
“KYAAAAAAAAA~~ DONGHAE OPPAAAA~~” akupun berteriak histeris saat melihat part bagian Donghae Oppa di Bonamana .
“Kau lihat tatapannya tadi, Hyocan-ahh? Huwaaaaaa~ rasanya aku seperti meleleh melihatnya.” ucapku kepada temanku Hyocan , yah dia juga seorang ELF sepertiku.
“Ne, aku melihatnya tapi tetap saja tatapan matanya kalah dengan Eunhyuk op- KYAAAAAAA~~ EUNHYUK OPPAAAAA~ Ah, lihat dia menjilat jarinya lagi, KYAAAAAAA~~ TATAPANNA SEXYYY~~ Kau lihat kan tadi Keynie-ahh , tatapan Eunhyuk oppa lebih sexy daripada Donghae oppa, haha. Aku rasa aku ingin mati melihatnya,” Hyocan pun berteriak tidak kalah histerisnya seperti aku saat melihat Eunhyuk oppa.
“Ah, sudah jelas-jelas tatapan Donghae oppa yang lebih sexy, haha.” ucapku tidak mau kalah dari Hyocan , tapi tiba-tiba ada suara yang mengagetkan aku dan Hyocan yang sedang asik berdebat.
BRAAAAK!
“Hey, kalian bisa tenang sedikit tidak sih, aku sedang mengerjakan tugas skripsi ku. Padahal kalian hanya melihat melalui TV, kenapa harus berteriak histeris seperti itu sih ?” aku dan Hyocan pun menengok ke arah sumber suara, ternyata itu oppa-ku, Lee Jinki yang mendorong pintu kamarku dengan keras dan memarahi kami berdua, biasanya dia jarang sekali marah, kalau dia sudah marah, berarti dia sudah benar-benar kehabisan kesabaran.
“Mianhae, oppa.” ucapku berbarengan dengan Hyocan sambil tertunduk.
“ Ne, gwenchana tapi aku mohon pada kalian jangan teriak-teriak seperti itu lagi, karena aku benar-benar sedang konsentrasi dengan skripsi ku ini.” ucapnya sambil menghela nafas.
“Ne, oppa. Kami janji tidak berteriak histeris lagi.” ucapku sambil tertunduk.
“Ah, yasudah aku ingin melanjutkan mengerjakan sripsiku lagi.” ucapnya sambil pergi meninggalkan kami dan melanjutkan tugas skripsinya.
“Haa, kita dimarahi Jinki oppa gara-gara berteriak histeris seperti tadi,” ucap Hyocan sambil menghela nafas.
“Iya, lagi pula fans mana yang tidak berteriak histeris ketika melihat idolanya seperti tadi, iya kan Hyocan-ahh ?” tanyaku pada Hyocan.
“Ne, kau benar.” jawab Hyocan menyetujui perkataanku sambil menganggukkan kepalanya.
“Hyocan-ahh, bagaimana kalau kita berjalan-jalan keluar saja, aku bosan seharian ini di rumah saja, dan aku tidak mau kita kena omel Jinki oppa lagi,” ajakku pada Hyocan, dan Hyocan pun menjawab dengan sebuah anggukkan.
*****
Setelah lelah berjalan-jalan, kami pun mengunjungi sebuah café bernama
White Café sesuai dengan namanya , café ini memang bernuansa putih, kami baru pertama kali mengunjungi café ini, sepertinya ini café baru. Aku dan Hyocan pun duduk di kursi sebelah kiri yang terletak dekat jendela.
“Anyeong haseyo~ terima kasih telah bersedia mengunjungi café kami, apa kah nona-nona ingin memesan sesuatu ?” tanya seorang maid yang datang menghampiri kami berdua sambil menyodorkan sebuah buku menu kepada kami.
“Ehm, dua strawberry cake,” ucapku kepada maid itu.
“Baiklah nona , pesanan anda akan segera datang, silahkan tunggu sebentar.” ucap maid itu sambil tersenyum dan berlalu pergi mengambil makanan yang kami pesan. Beberapa menit kemudian pesanan kami pun datang.
“Ini pesanan anda berdua, silahkan menikmati.” ucap seorang maid yang mengantarkan pesanan kami sambil menaruh makanan yang kami pesan di atas meja.
“Ne, kamsahamnida.” ucap Hyocan kepada maid itu, dan maid itu menjawab dengan sebuah senyuman dan berlalu pergi.
*****
Setelah selesai makan kami pun pergi ke meja kasir untuk membayar makanan kami.
“Kamsahamnida, silahkan datang lagi ke café kami lain waktu.” ucap penjaga kasir sambil tersenyum ke arah kami berdua. Kami pun tersenyum balik ke arahnya dan berjalan meninggalkan café ini tapi tiba-tiba,
BRUUUUK!
[Author’s POV]
Seorang pria dengan mengenakan blazer coklat panjang selutut dan menggunakan masker dan sebuah topi menabrak Keynie saat Keynie ingin keluar melalui pintu keluar café ini, alhasil tas yang sedang dijinjing Keynie pun jatuh dan mengeluarkan beberapa barang yang ada di dalam tasnya.
“Mianhae, biar aku bantu mebereskan barang-barangmu,” ucap pria itu sambil memunguti barang-barang Keynie yang berceceran.
“Ne, gwenchana salahku juga yang jalan tidak melihat-lihat.” jawab Keynie sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tasnya.
“Sekali lagi mianhae,” ucap laki-laki itu lagi sambil membungkukkan sedikit badannya.
“Ne, gwenchana. Aku permisi dulu, anyeong.” ucap Keynie sambil berlalu pergi meninggalkan café.
“Ehm, sebuah buku catatan? Sepertinya milik wanita tadi,” ucap pria itu sambil memungut sebuah buku catatan berwarna biru safir yang ada di lantai.
“Aish, bagaimana cara aku mengembalikannya, ah sudahlah aku simpan saja buku ini, siapa tau nanti bertemu lagi dengan wanita tadi.” ucap pria itu sambil memasukkan buku yang di temukannya ke dalam kantung blazernya.
[Keynie’s POV]
“Hey, Keynie-ahh apa kau tidak lihat dandanan pria tadi terlalu mencurigakan ?” tanya Hyocan sambil menyamakan langkahnya denganku.
“Ehm, mungkin itu karena musim dingin,” jawabku sambil memeriksa isi tasku.
“Ah, iya juga sih, tapi apa perlu dia sampai memakai pakaian seperti itu ? Bagiku itu terlalu mencolok,” ucap Hyocan lagi.
“Ah, sudahlah mungkin itu memang kebiasaannya memakai pakaian seperti itu,” jawabku lagi sambil masih memeriksa tasku.
“Ehm, mungkin. Kau sedang apa sih, sepertinya sedang mencari sesuatu,” tanya Hyocan sambil memperhatikanku yang masih memeriksa tasku.
“Aku mencari buku ku yang aku tuliskan tentang semua perasaanku pada Donghae oppa, tadi aku membawanya, dan sepertinya terjatuh saat aku bertabrakan dengan pria tadi,” ucapku sambil menghela napas dan berhenti memeriksa tasku.
“Yasudah, besok kita cari saja di café itu, bagaimana ?” usul Hyocan.
“Oke, aku setuju dengan idemu, yasudah aku masuk dulu ke rumahku, sampai jumpa besok di sekolah.” ucapku yang tanpa sadar sudah ada di depan rumahku, aku pun masuk ke dalam rumahku, dan Hyocan melanjutkan perjalanannya lagi menuju rumahnya.
*****
-Keesokan Harinya, Sepulang Sekolah-
[Author’s POV]
Sepulang dari sekolah, Keynie dan Hyocan pun pergi ke café yang kemarin mereka kunjungi untuk mencari buku catatan kecil milik Keynie yang jatuh kemarin.
“Anyeong haseyo, selamat datang di White Café,” ucap seorang maid sambil mebungkukkan badan saat Keynie dan Hyocan memasuki pintu depan café itu.
“Ehm, anyeong , sebenarnya aku datang ke café ini untuk mencari barangku yang terjatuh kemarin disini, apa anda melihat sebuah buku catatan kecil berwarna biru safir yang terjatuh disini kemarin ?” Tanya Keynie kepada maid yang menyapanya tadi.
“Sepertinya tidak ada nona, karena kemarin saat kami membersihkan café ini tidak ada barang yang terjatuh,” jawab maid itu ramah.
“Ah, kamsahamnida, maaf merepotkan anda,” ucap Keynie sambil membungkukkan sedikit badannya.
“Ne, gwenchana,” ucap maid itu ramah.
“Apa anda berdua ingin memesan sesuatu ?” Tanya maid itu kepada Keynie dan Hyocan.
“Ah, iya kami ingin dua strawberry cake,” jawab Hyocan.
“Baiklah, silahkan tunggu pesanan anda,” ucap maid itu ramah.
“Ne,” ucap Keynie dan Hyocan bersamaan sambil berlalu pergi ke meja sebelah kiri dekat jendela.
*****
“Aish, bagaimana caranya aku mengembalikan buku catatan ini,” ucap seorang pemuda sambil memegang sebuah buku catatan kecil berwarna biru safir.
“Harusnya aku menitipkan buku ini pada maid yang ada di café itu, kenapa aku bawa pulang buku ini, ah dasar bodoh!” Ucap pemuda itu lagi pada dirinya sendiri.
“Aku penasaran apa isi buku catatan ini,” ucap pemuda itu lagi sambil membuka halaman pertama dari buku catatan kecil berwarna biru safir yang sedang di pegangnya. Dan dihalaman pertama bertuliskan
Untuk Lee Donghae-ku, pemuda itupun tersenyum membaca tulisan itu. Pemuda itu pun mulai membuka isi dari buku catatan kecil berwarna biru safir itu,
Untuk Lee Donghae-ku,
Mungkin kau akan menganggapku gila, yah gila karena mencintai Lee Donghae seorang artis yang banyak di puja oleh banyak orang, bahkan rasa cintaku ini mungkin lebih dari seorang fans. Bahkan semakin hari rasa cintaku kepadamu semakin besar, oppa. Pasti kau akan mengira aku seperti orang bodoh mencintaimu seorang Lee Donghae yang bahkan tidak mengetahui namaku, jangankan namaku keberadaan ku pun kau tidak tahukan, oppa ? Tapi, mau bagaimana lagi, aku benar-benar sudah jatuh cinta padamu, kadang aku berfikir semua ini tak adil untukku, aku harap andai waktu bias terulang… aku ingin terlahir sebagai orang yang ditakdirkan untukmu, aku ingin terlahir sebagai seseorang yang selalu berada di sampingmu setiap kau membutuhkanku. Bahkan, terkadang aku iri pada bayanganmu yang selalu berada disampingmu kapanpun kau pergi. Oppa, apa kau menganggapku bodoh ? Tapi orang bodoh ini sudah benar-benar jatuh cinta padamu, oppa. Dan orang bodoh ini sangat menyayangimu, oppa. Bahkan orang bodoh ini sudah hampir gila karenamu, oppa. Aku takut aku tidak bisa sadar dari semua ketidak mungkinan ini, aku takut aku terlalu terlarut dalam impian dan angan-anganku ini, oppa. Yah, impian dimana suatu hari aku bisa menjadi kekasihmu. Tetapi, ada satu hal yang membuatku takut, kau semakin terkenal, kau semakin tampan, kau semakin dewasa, banyak wanitan cantik yang memujamu dan banyak wanita cantik yang berharap sepertiku. Mungkin kesempatanku untuk memilikimu tidak ada, karena aku hanyalah seorang fans dari beribu, berjuta, bahkan bermilyaran fans mu yang berharap seperti itu. Suatu hari nanti kau pasti akan menemukan seseorang yang akan kau jaga seumur hidupmu, suatu hari akan ada seseorang yang akan kau berikan senyum tulus dan manismu itu hanya untuknya, suatu hari nanti akan ada seseorang yang akan mendapatkan cinta tulusmu sepenuhnya. Yah, hari dimana aku tidak dapat memanggilmu dengan sebutan Lee Donghae-ku , tetapi menjadi Lee Donghae-nya. Tapi, setidaknya dimimpiku seorang Lee Donghae hanya milikku. Yah, begirtulah kenyataan hidup, sangat menyedihkan.
You’re everything for me,
I’m always love you, for yesterday, today, tomorrow, and forever.
Saranghae Lee Donghae oppa ^^
- Lee Keynie -
Selesai membaca buku catatan kecil itu, pemuda itu hanya bisa menunduk dan terdiam. Entah apa yang ada di pikiran dan perasaannya sekarang setelah membaca buku catatan kecil itu. Pemuda itupun mengambil sebuah pulpen, dan menuliskan sesuatu di halaman belakang buku catatan kecil itu.
“Hyung, sekarang sudah waktunya makan, ayo cepat pergi ke meja makan.” ucap seorang pemuda yang bersuara agak cempreng sambil membuka pintu kamar pemuda itu.
“Ah, ne aku akan segera ke meja makan.” jawab pemuda itu sambil menaruh buku catatan kecil dan pulpen yang dipegangnya ke dalam sebuah laci yang ada di sebelah tempat tidurnya.
*****
-Keesokan harinya, di café-
[Keynie’s POV]
“Kira-kira kemana yah perginya buku catatan kecil milikku ?” tanyaku kepada Hyocan.
“Yah, mana aku tahu, kalau buku itu memang benar-benar milikmu, pasti dia akan kembali kepadamu,” jawab Hyocan sambil mengaduk-aduk orange juice-nya yang ada di depannya dengan sedotan.
“Ah, semoga saja kau benar,” ucapku, lalu meminum ice cappuccino-ku.
“Oh, iya Keynie-ahh kau tau kan minggu depan Super Junior akan tampil di Music Bank ? Bagaimana kalau kita datang kesana untuk menonton mereka sebagai ganti karena saat mereka comeback kita kan tidak datang. Bagaimana kau mau?” ucap Hyocan bersemangat.
“Yah, tentu saja aku mau,” jawabku semangat.
“Dan aku sudah menyiapkan suatu hadiah untuk Eunhyuk oppa bila aku berhasil bertemu dengannya,” ucap Hyocan sambil tersenyum senang.
*****
[Time Skip : One Week]
-KBS Music Bank’s Studio, setelah acara selesai-
[Author’s POV]
Keynie dan Hyocan pun bersiap-siap untuk keluar dan meninggalkan studio KBS Music Bank. Tetapi, saat Hyocan berjalan, tiba-tiba…
BRUUUK!
Seorang wanita yang sedang membawa soft drink tidak sengaja menabrak Hyocan dan menyebabkan baju yang dikenakan Hyocan pun menjadi basah.
“Ah, mianhae, jeongmal mianhae aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu,” ucap wanita yang menabrak Hyocan tadi sambil membungkukkan badannya berkali-kali.
“Ah, gwenchanayo. Lagipula aku juga yang salah tidak melihat-lihat saat berjalan,” ucap Hyocan sambil tersenyum.
“Biar kubersihkan bajumu,” ucap wanita itu.
“Eh, tidak usah, biar aku bersihkan sendiri di toilet,” tolak Hyocan kepada wanita itu.
“Sekali lagi jeongmal mianhae, aku permisi dulu,” ucap wanita itu lagi sebelum pergi mniggalkan Hyocan dan Keynie.
“Aish, bajuku jadi basah kan, Keynie-ahh aku ke toilet dulu, kau tunggu saja sebentar disini. Arasseo ?” ucap Hyocan kepada Keynie.
“Ah, ne tapi jangan lama-lama yah,” jawab Keynie.
*****
Hyocan pun pergi menuju toilet, tetapi tiba-tiba…
BRUUUK!
Hyocan menabrak seorang pria sampai ia jatuh terduduk di lantai.
“Ah, mianhae nona, sini aku bantu kau untuk bangun,” ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya.
“Ne, gwenchana.” jawab Hyocan tanpa melihat ke arah pria itu sambil memegang uluran tangan pria itu.
“Kamsaham-“ ucap Hyocan terhenti setelah melihat wajah pria yang menabraknya tadi.
“K-kau.. S-Super Junior Eunhyuk ?” ucap Hyocan gugup sekaligus tak percaya.
“Ne, gwenchanayo ?” ucap Eunhyuk sambil melihat ke arah wajah Hyocan.
“G-gwenchana oppa,” ucap Hyocan masih tidak percaya.
“Baguslah, kau seorang ELF ? Siapa namamu ? ” Tanya Eunhyuk kepada Hyocan.
“Iyaa, aku seorang ELF. Namaku Hyocan, Kim Hyocan. Bolehkah aku meminta tanda tanganmu oppa ?” ucap Hyocan yang baru saja tersadar dari rasa-gugup-dan-rasa-ketidakpercayaannya sambil tersenyum bahagia dan menyodorkan sebuah buku catatan kecil dan sebuah pulpen.
“Tentu saja, dengan senang hati,” jawab Eunhyuk sambil tersenyum dan menandatangani buku catatan yang diberikan oleh Hyocan.
“Kamsahamnida oppa, ini untukmu,” ucap Hyocan sambil tersenyum manis dan menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna soft pink dengan pita putih.
“Wah, kamsahamnida Hyocan-sshi. Apa yang bisa aku berikan untukmu yah, ah ini pakailah. Ah, aku harus sudah pergi aku lupa tadi Leeteuk hyung memanggilku, anyeong Hyocan-sshi,” ucap Eunhyuk tersenyum senang dan memakaikan sebuah topi ke kepala Hyocan dan langsung berlalu pergi meninggalkan Hyocan, sementara Hyocan hanya bisa membatu saat Eunhyuk memberikan topi dan memakaikan untuknya.
“KYAAAAAA~ I’M A LUCKY FANS!!” teriak Hyocan senang yang baru saja tersadar dari diam-nya, untungnya ruangan itu sepi, jadi tidak ada orang yang mendengar teriakan Hyocan.
*****
“Aish, lama sekali si Hyocan, lebih baik aku kirim pesan saja kepadanya,” gerutu Keynie sambil menekan-nekan tombol yang ada di ponselnya.
To : Hyocan
Subject : -_-
Hey, kenapa kau ke toilet saja hampir 1 jam ?
Aku seperti orang bodoh berdiri di depan pintu KBS sendirian -_-
Cepatlah datang! Arraseo ?
Drrrt… Drrrtt…
From : Hyocan
Subject : Mianhae ><>
”MWO?! Jadi dia melupakanku ? Aish, Lee Keynie kasihan sekali dirimu,” ucap Keynie kaget saat membaca balasan pesan dari Hyocan, Keynie pun langsung membalas pesannya.
To : Hyocan
Subject : BABO?!
Teganya kau Hyocan-ahh T.T
Kau tidak perlu menjemputku, aku tidak mau merepotkanmu.
Yasudah, aku pulang sendiri saja, tapi aku belum tentu memaafkanmu, keke~
*****
“Hyung, aku izin sebentar keluar, bolehkan ?” ucap seorang pemuda yang sedang memakai blazer coklat panjang selutut kepada pemuda satunya yang sedang sibuk mengutak-atik ponselnya.
“Mau pergi kemana kau ?” tanya pemuda yang sedang mengutak-atik ponselnya tadi.
“Aku hanya ingin pergi ke café sebentar, boleh yaaaaah ?” mohon pemuda itu lagi kepada pemuda yang sedang mengutak-atik ponselnya.
“Ah, ne~ tapi, jangan lama-lama, arasseo ?” ucap pemuda yang sedang mengutak-atik ponselnya tadi.
“Ne, arraseo, hyung! Aku pergi dulu, anyeong~” pemuda itupun pergi seraya memakai masker dan topinya juga memasukkan sebuah buku catatan kecil ke dalam kantung blazer coklatnya.
*****
Setelah membalas pesan dari Hyocan, Keynie pun langsung menutup flip ponselnya dan memasukkan ponselnya ke dalam tasnya, tetapi sebelum Keynie pulang ke rumahnya, ia memutuskan untuk mampir sebentar ke
White Café untuk sekedar membeli ice cappuccino kesukaannya . Seperti biasa, Keynie pun duduk di meja sebelah kiri dekat jendela. Saat Keynie sedang mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, pandangannya terhenti kepada seorang pria berpakaian blazer coklat selutut, dengan sebuah topi dia atas kepalanya dan sebuah masker yang menutupi wajahnya yang duduk di meja sebelah kanan.
‘Ah, pria itu.. sepertinya ku pernah melihatnya. AH! Dia pria yang menabrakku saat aku pertama kali datang ke café ini. Apa mungkin buku catatan kecilku terbawa olehnya ?’ ucap Keynie dalam hati. Tetapi, tiba-tiba pria berpakaian blazer coklat itu, menghampiri Keynie dan membuyarkan lamunan Keynie.
“Ehm, permisi nona benarkan ini buku catatan milikmu ? Waktu itu buku catatan kecil ini terjatuh dari tasmu saat kau menabrakku. Karena aku tidak tahu bagaimana cara mengembalikan catatanmu, maka aku bawa saja buku catatan ini. Mianhae nona,” ucap pemuda itu panjang lebar dan membungkukkan sedikit badannya.
“Ah, ne gwenchanayo. Terima kasih karena telah mengembalikan buku catatanku ini,” ucap Keynie kepada pmuda itu seraya tersenyum manis.
“Sama-sama nona, saya permisi dulu. Anyeong~” ucap pemuda itu kepada Keynie sambil berjalan menuju pintu keluar café itu.
‘Ehm, sepertinya suara pemuda itu sangat familiar di telingaku.’ Ucap Keynie dalam hati.
Ia pun membuka buku catatan berwarna biru safir miliknya itu, tetapi saat ia membuka buku terakhir ia melihat sbuah tulisan.
Terima kasih karena kau sudah mencintaiku ^^
Bagaimana kalau kita mulai berteman ? ^^
Keynie pun mengerenyitkan dahinya setelah melihat tulisan itu, apalagi di bawah tulisan itu tertera angka-angka yang membentuk sebuah nomor ponsel.
“Ah, jangan-jangan pemuda itu…” sebelum menyelesaikan perkataannya, Keynie pun segera berlari keluar café berharap bisa bertemu pemuda berpakaian blazer coklat itu. Ternyata usahanya tidak sia-sia, ia melihat pemuda itu berjalan tidak jauh dari café itu.
“TUAN, PERMISI SIAPA NAMAMU ?” teriak Keynie kepada pemuda berpakaian blazer coklat itu, pemuda itupun langsung menengok ke arah Keynie seraya membuka topi dan maskernya, ia pun mneriakkan namanya.
“AKU DONGHAE, LEE DONGHAE !”
*****
[Time Skip : two year]
“Aish, lama sekali dia,” gerutu seorang wanita di sebuah kursi taman.
“Chagiyaaaaaa~~” teriak seorang pria berpakaian blazer coklat selutut, dengan sebuah topi di atas kepalanya dan sebuah masker yang menutupi wajahnya seraya menghampiri wanita itu.
“Yah, kau lama sekali oppa!” ucap wanita itu tadi sambil mengerucutkan bibirnya.
“Mianhae, chagy. Kau taukan hari ini aku ada perform di Music Core,” ucap pria itu seraya duduk di sebelah wanita itu.
“Tentu saja aku mengerti pekerjaan seorang Lee Donghae, apalagi kan kalian baru mengeluarkan lagu terbaru kalian, jadi aku mengerti kesibukanmu bersama Super Junior,” ucap wanita itu kepada seorang pria yang bernama Donghae sambil tersenyum manis ke arahnya.
“Lee Keynie, kau memang kekasih yang pengertian~ Bagaimana kalau aku melamarmu ?” ucap Donghae tiba-tiba kepada wanita yang bernama Keynie itu.
“Ne ? Kita baru saja pacaran selama satu setengah tahun, lagipula aku masih harus meneruskan kuliahku, oppa. Kalau aku sudah siap menikah, pasti aku akan memberitahumu.” ucap Keynie sambil tersenyum manis kepada Donghae.
“Ah, iya, iya aku mengerti.” ucap Donghae sambil mengerucutkan sedikit bibirnya.
*****
Sekarang semua ini bukan hanya impian kosong untukku, yah seorang Lee Donghae sudah menjadi milikku. Yang akan memberikan senyum tulus dan manisnya hanya untukku, dan akan memberikan cinta tulusnya sepenuhnya hanya untukku. Aku akan bisa selalu memanggilnya dengan sebutan Lee Donghae-ku, bukan hanya dalam mimpiku, tapi dalam kenyataan aku akan bisa selalu memanggilnya seperti itu. Yah, aku hanya seorang fans beruntung yang berhasil mendapatkan cinta dari seorang Lee Donghae. Aku pasti akan selalu menjaga cintanya yang telah ia berikan kepadaku.
I’m a lucky fans, right ?
- THE END-