Pages

Tuesday, August 10, 2010

My Fanfic [Remember 2/2]

Nih lanjutannya ;)
Jangan lupa comment ;)

Title : Remember
Cast : Lee Hyukjae
Kim Ryeowook
Kim Hyocan
Lee Yoohae
Fandom : Super Junior / SM Entertainment
Rate : PG/PG-13
Genre : Romance , Friendship
Length : Two Shot
Author : Ajrina Acan Paramita aka HyukCan
Remember [Part 2/End]

++Eunhyuk POV++
Tadinya aku sudah mulai putus asa karena hidupku sudah tidak lama lagi, tapi berkat Hyocan, aku seperti mempunyai semangat hidup lagi. Aku tidak ingin hari-hariku bersama Hyocan cepat berakhir. Semakin lama aku bersama Hyocan semakin ada perasaan sayang padanya. Tapi kali ini bukan perasaan sayang sebagai seorang sahabat, melainkan perasaan sayang seoarang pria kepada wanita. Sepertinya aku mulai mencintainya, tapi aku tidak mau menjalin hubungan dengannya, karena hidupku sudah tidak lama lagi.

*****

*Saat pelajaran sedang berlangsung*

++Author POV++
Saat pelajaran Kim sonsaengnim sedang berlangsung, tiba-tiba Eunhyuk merasa kepalanya sangat pusing sekali, dan ia merasa kalau hidungnya mengeluarkan darah.

++Eunhyuk POV++
‘Ahhh.. kenapa kepalaku tiba-tiba terasa pusing sekali, dan kenapa rasa pusingku ini harus muncul disaat seperti ini. Akhh.. hidungku juga berdarah.’ Ucapku dalam hati sambil berusaha mnghntikan pendarahan di hidungku. Dan tanpa sengaja aku menjatuhkan pulpenku ke bawah meja, dan Hyocan yang menyadarinya menoleh kearahku.

++Hyocan POV++
“Hyukkie~ kau menjatuhkan.. Akhh.. itu.. itu.. hidungmu berdarah Hyukkie,” Ucapku panik kepada Eunhyuk saat aku melihat hidung Eunhyuk mengeluarkan darah.
“Ahh.. sudahlah ini hanya mimisan biasa, sebentar lagi juga darahnya berhenti.” Ucap Eunhyuk sambil berusaha menutupi darah di hidungnya.
“Tidak Hyukkie, ini tidak bisa dibiarkan aku takut mimisan dihidungmu semakin parah. Sebaiknya aku minta izin ke Kim sonsaengnim untuk membawamu ke ruang kesehatan. Sonsaengnim~.” Akupun memanggil Kim sonsangnim yang sedang menjelaskan pelajaran didepan kelas.
“Ne~ Ada apa Hyocan-sshi?” Ucap Kim sonsaengnim.
“Aku ingin meminta izin untuk membawa Hyukjae-sshi ruang kesehatan karena hidungnyaa berdarah.” Akupun meminta izin kepada Kim sonsaengnim untuk membawa Eunhyuk k ruang kesehatan.
“Hah? Hidung Hyukjae-sshi berdarah? Yasudah, cepat kau bawa dia ke ruang kesehatan, tolong yah Hyocan-sshi.” Ucap Kim sonsaengnim.
Akupun mengantar Eunhyuk ke ruang kesehatan, dan meminta Park sonsaengnim yang bertugas menjaga ruang kesehatan untuk membantu Eunhyuk menghentikan mimisannya.
“Sonsaengnim Hyukjae-sshi mimisan, bisa tolong hentikan darahnya?” Pintaku kepada Park sonsaengnim.
“Tentu, silahkan Hyukjae-sshi berbaringlah di tempat tidur ini.” Jawab Park sonsaengnim dan mempersilahkan Eunhyuk untuk berbaring di tempat tidur. Park sonsaengnimpun mulai mengobati mimisan eunhyuk dengan cara memberikan sebuah cairan pada kapas dan memasukan kapas itu ke dalam hidung eunhyuk, agar darah yang keluar tertahan oleh kapas itu.
“Kau tidak apa-apa kan Hyukkie?” Tanyaku khawatir pada Eunhyuk.
“Tenang, aku tidak apa-apa kok, paling sebentar lagi darah ini berhenti, hehe.” Ucapnya sambil mencoba tersenyum.
“Yasudah, kau istirahat saja sampai pelajaran berakhir. Aku mau kembali ke kelas, nanti setelah pelajaran berakhir aku akan kesini lagi. Dan kita pulang brsama, kebetulan oppa-ku maau datang menjemputku. Oke? Bagaimana, kau tidak bolh menolaknya yah.” Ucapku panjang lebar.
“Ne, kali ini aku turuti ajakanmu untuk pulang bersama. Aku tahu kau ingin sekali kan pulang bersama ku, makanya aku turuti kali ini ajakanmu.” Ucapnya sambil tersenyum nakal, membuatku kesal.
“Yaaaa~ Lee Hyukjae! Aku tidak suka senyummu yang seperti itu! Sudahlah aku mau pergi ke kelas. Daaaah~ nanti aku kesini lagi yah.” Ucapku sambil berlalu pergi meninggalkannya.

*****

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing~

Akhirnya bel tanda pelajaran selesai pun berbunyi, aku pun segera pergi ke ruang kesehatan untuk menjmput Eunhyuk, dan mengajaknyan pulang bersama.
“Anyeong~ Hyukkie~” Ucapku semangat sambil masuk ke ruang kesehatan, dan aku lihat ternyata Eunhyuk masih tertidur.
“Ah, ternyata dia masih tidur, tapi dia kalau sedang tertidur lucu juga yah.” Ucapku sambil senyum-senyum sendiri.
“Ani, apa yang kau npikirkan Kim Hyocan. Hey, Hyukkie ayo cepat bangun oppa-ku sebentar lagi datang.” Akupun membangunkannya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.
“Ah, Hyocan-ahh kau sudah datang rupanya.” Ucapnya sambil bangun dari tidurnya dan mengucek-ngucek matanya.
“Ini tasmu, hidungmu sudah tidak apa-apa kan?” Ucapku sambil menyodorkan tas miliknya.
“Ne, darahnya sudah tidak keluar lagi. Gomawo~ Hyocan-ahh.” Jawabnya sambil tersenyum ke arahku.
“Ne, cheonmaneyo~ Ayo, sekarang kita pulang oppa-ku sepertinya sudah datang.” Akupun mengajaknya untuk pulang dan benar saja sesampainya kami di depan gerbang sekolah, oppa-ku Heechul sudah datang.
“Oppa!” Ucapku memanggil oppa-ku yang sedang sibuk bercermin di dalam mobilnya.
“Ya! Lama sekali kau, aku sampai bosan menunggunya.” Jawab oppa-ku dengan nada sedikit kesal.
“Sepertinya kau baru menunggu kurang dari 5 mnit, deh.” Jawabku.
“Ne, memang baru kurang dari 5 menit, tapi bagiku ini sudah seharian penuh. Oh, iya itu siapa yang ada disampingmu?” Ucap oppa-ku saat melihat Eunhyuk.
“Oh, iya aku lupa memperkenalkannya, knalkan ini sahabatku Lee Hyukaje, tapi kami semua biasa memanggilnya Eunhyuk.” Jawabku memperkenalkan Eunhyuk pada oppa-ku yang cerewet itu.
“Anyeong haseyo, Lee Hyukjae Imnida. Bangapseumnida~” Ucap Eunhyuk memperkenalkan diri kepada oppa-ku yang suka bercermin ini sambil membungkukkan sedikit badannya.
“Bangapseumnida Hyukjae-sshi. Terima kasih karena selama ini telah menjaga adikiku yang nakal ini.” Jawab oppa-ku sambil tersenyum.
“Yah! Apa kau bilang tadi oppa?!” Ucapku tiba-tiba kesal.
“Ah, sudahlah. Ayo cepat kita pulang, Hyukjae-sshi juga mau ikut?” Oppa-ku pun menawari Eunhyuk untuk pulang bersama kami.
“Ne, sebenarnya Hyocan juga tadi sudah memaksaku untuk pulang bersamanya, jadi aku mau saja deh.” Ucap Eunhyuk sambil masuk ke dalam mobilku.
“Kau seharusnya berterima kasih Hyukkie.” Ucapku kesal padanya.
“Heh, aku hanya bercanda tentu saja aku berterima kasih sekali padamu Hyocan-ahh.” Ucapnya sambil tersenyum.
“Nah~ bagus. Kekeke~” Ucapku sambil terkekeh.
“Dimana rumahmu Hyukjae-sshi?” Tanya oppa-ku sambil menyetir.
“Nanti di depan terminal bus itu belok kiri, setelah itu ada sebuah toko buah, lurus terus, nanti ada rumah dengan pagar putih-.” Ucap Eunhyuk lalu tiba-tiba dipotong oleh oppa-ku.
“Pasti rumah ber-cat putih itu rumahmu kan?” Ucap oppa-ku dengan sangat yakin.
“Bukan, itu rumah tukang bakso yang sering lewat depan rumahku, rumahku masih disamping 5 rumah lagi dari rumahnya.” Jawab Eunhyuk panjang lebar.
[Heechul, Hyocan: GEDUBRAAAAKKK!!]
“Ohhh, gitu ternyata rumahmu cukup jauh juga dari sekolahmu yah.” Ucap oppa-ku masih dengan tampang-sok-cool.
“Yah~ begitulah, hehe.” Jawab Eunhyuk.

*Beberapa saat kemudian…*

“Nah, sudah sampai, inikan rumahmu?” Ucap oppa-ku sambil menghentikan mobilnya.
“Ne, gomawo~ Heechul-sshi. Gomawo~ Hyocan-ahh.” Ucap Eunhyuk berterima kasih sambil membungkukkan sedikit badannya.
“Cheonmaneyo~ Hyukjae-sshi, nah kmi pergi dulu yah.” Ucap oppa-ku sambil tersenyum.
“Daaah~ Hyukkie~ sampai jumpa besok. Jangan kangen padaku yah.” Ucapku dengan percaya dirinya.
“Siapa juga yang akan kangen padamu, weeek~ ” Jawab Eunhyuk sambil menjulurkan lidahnya, akupun hanya tertawa melihat tingkahnya.

++Eunhyuk POV++
Sepertinya sekarang aku benar-benar menyukai Hyocan. Tapi, tidak mungkin aku menyatakan perasaan ini padanya. Selain aku takut Hyocan tidak menyukai ku yang hanya membuat hubungan persahabatan kami menjadi rusak, aku juga takut kalau hidupku memang benar-benar tidak lama lagi. Ahh~ bagaimana ini, aku sangat sebal dengan hidupku sendiri.

*****

Akupun masuk ke dalam rumahku, dan aku lihat rumahku kosong, sepertinya umma, appa, dan juga noona-ku sedang pergi.
Aku pun langsung masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan badanku. Setelah mandi aku segera meminum obatku yang aku tidak tahu, apakah obat ini benar-benar akan menyembuhakanku dari penyakit yang begitu menyiksaku ini. Setelah minum obat aku segera pergi ke tempat tidurku untuk tidur, karena entah kenapa rasanya hari ini tubuhku sangat berat sekali untuk digerakkan.

*****

*Keeseokan harinya disekolah…*

++Hyocan POV++
Akupun segera masuk ke dalam klas untuk menemui Eunhyuk, tapi aku lihat tempat duduknya kosong, hanya ada tas-nya saja di tempat duduknya.
‘Pasti anak itu pergi ke taman belakang sekolah seperti biasanya.’ Ucapku dalam hati.
Aku pun segera pergi ke taman belakang sekolah, dan benar saja ku temui Eunhyuk sedang bersandar di sebuah pohon dengan i-pod-nya dan sepertinya dia sedang tertidur.
“Haaaa~ anak ini baru saja datang ke sekolah, kenapa dia malah tertidur disini.” Ucapku sambil berjalan mendekati Eunhyuk.
“Hey! Hyukkie~ bangunlah, sebentar lagi bel tanda pelajaran akan dimulai akan segera berbunyi.” Ucapku membangunkannya.
“Ah, kau rupanya. Darimana kau tahu aku disini?” Ucapnya sambil menguap.
“Ini kan memang tempat kesukaanmu bukan?” Jawabku.
“Ehehehe, iya juga yah. Yasudah ayo kita balik ke kelas.” Jawab Eunhyuk sambil merapikan pakaiannya.
“Hey, Hyukkie kenapa kau tidak menari seperti biasanya?” Tanyaku sambil berjalan menuju kelas.

++Eunhyuk POV++
 “Hey, Hyukkie kenapa kau tidak menari seperti biasanya?” Tanya Hyocan kepadaku dan membuatku bingung untuk menjawabnya, karena aku tidak ingin bilang yang sebenarnya, kalau aku mempunyai kanker otak, dan dokter tidak memperbolehkanku untuk menari lagi.
“Ehm, a-ani, aku hanya malas saja, iya… aku hanya malas saja untuk menari akhir-akhir ini.” Ucapku beralasan kpadanya.
“Oh, begitu. Padahal aku suka sekali melihatmu menari.” Ucap Hyocan.
“Nanti aku pasti akan menari lagi untukmu Hyocan-ahh.” Ucapku sambil tersenyum manis ke arahnya.

 *Saat pelajaran berlangsung…*
Sepertinya aku merasa kepalaku terasa pusing sekali, sepertinya darah di hidungku mulai keluar dan pandanganku mulai kabur.

++Hyocan POV++
Hey, Hyuk- Aaaaaaa~ kau kenapa Hyukkie, bangunlah! Sonsaengnim~ Hyukjae-sshi pingsan dan ada darah yang keluar dari hidungnya.” Teriakku panik.
“Ah, cepat sepertinya kita harus membawanya ke rumah sakit. Biar aku tlepon ambulance dulu.” Ucap sonsaengnim tidak kalah panik denganku.
Ambulance pun datang dan membawa Eunhyuk ke rumah sakit, dan akupun ikut untuk mengantar Eunhyuk ke rumah sakit, sementara sekolah menelepon keluarga Eunhyuk agar mereka datang ke rumah sakit. Dokterpun membawa Eunhyuk ke sebuah ruangan dan memeriksa ke adaan Eunhyuk. Aku menunggu di luar dengan perasaan sangat khawatir. Dan tidak beberapa lama kmudian aku melihat seorang wanita dan seorang pria yang berparas dengan Eunhyuk. Dan mungkin itu orang tua Eunhyuk, akupun menyapa mereka.
“Anyeong~” Ucapku kepada kedua orang itu.
“Anyeong~ apa benar ini ruangan dimana Lee Hyukjae diperiksa?” Tanya seorang wanita itu, yang aku pikir adalah umma dari Eunhyuk.
“Ne, apa kalian orang tu Lee Hyukjae?” Aku bertanya balik kepada mereka.
“Ne, kau benar. Kami orang tua Hyukjae, apa kau temannya?” Tanya appa dari Eunhyuk.
“Ne, aku sahabatnya sekaligus teman sebangkunya, namaku Kim Hyocan. Tadi Eunhyuk tiba-tiba saja pingsan saat pelajaran dan hidungnya mengeluarkan darah.” Jelasku panjang lebar kepada orang tua Eunhyuk.
“Ah, pasti penyakitnya kambuh lagi. Bagaimana ini.” Ucap umma Eunhyuk dengan wajah sangat panik.
“Hah, penyakit ? Memangnya Hyukkie sakit apa ahjumma?” Tanyaku bingung kepada umma Eunhyuk.
“Kau tidak tahu, sebenarnya sejak 5 bulan belakangan ini Hyukjae di vonis oleh dokter kalau dia menderita kanker otak.” Ucap umma Eunhyuk dan tentu saja membuatku sangat kaget seperti tersambar petir.
“Apa, kanker otak ? Kenapa dia tidak pernah mengatakn kepadaku tentang penyakitnya ini. Seharusnya aku tahu dari dulu tentang penyakitnya ini. Aku pikir aku mngetahui segalanya tentang Hyukkie, ternyata aku salah.” Akupun mulai menitikkan air mataku.
“Tenang saja Hyocan-ahh, ahjumma yakin Hyukjae bisa sembuh, karena ia bukan orang yang mudah menyerah.” Ucap umma Eunhyuk sambil mengusap-usap rambutku.
“Semoga saja. Gomawo ahjumma.” Ucapku sambil tersenyum
Tidak lama doktr pun keluar dari ruangan tmpat Eunhyuk di periksa. Dengan segera aku dan kedua orang tua Eunhyuk-pun segera menghampiri dokter itu dan bertanya-tanya tentang kadaan Eunhyuk.
“Dokter, bagaimana keadaan Hyukjae?” Tanya appa Eunhyuk dengan nada sangat khawatir sekali.
“Darah dari hidung Hyukjae sudah berhenti, tapi dia belum sadar. Kalau kalian mau melihat keadaan Hyukjae, silahkan masuk saja.” Ucap Dokter itu dan berlalu pergi meninggalkan ruangan.
“Sepertinya kita harus membawa Hyukjae ke rumah sakit di luar Korea.” Ucap umma Eunhyuk sambil mengelus-elus rambut Eunhyuk.
“Iyaa, kau benar.” Jawab appa Eunhyuk.
“Eh, Eunhyuk mau dia jak berobat ke luar negri ?” Tanyaku kepada orang tua Eunhyuk.
“Iyaa, sepertinya rumah sakit di Korea tidak ada yang mampu menyembuhkan kanker otak, jadi kami ingin membawanya ke rumah sakit di luar korea seminggu lagi.” Jawab appa Eunhyuk panjang lebar.
Aku sangat kaget dengan pernyataan kedua orang tua Eunhyuk, berarti jika Eunhyuk berobat keluar negri aku tidak akan bisa bertemu dengannya? Tapi, untuk kebaikannya aku akan menerima keputusan itu. Sepertinya aku sadar sekarang, kalau aku memang benar-benar sangat menyayangi Eunhyuk.

*Tiga hari kemudian..*
Umma Eunhyuk meneeleponku dan bilang kalau Eunhyuk sudah sadar, akupun langsung cepat-cepat bergegas ke rumah sakit saking senangnya. Aku segera pergi ke tempat Eunhyuk dirawat.
“Hyukkieeeeee~” Ucapku saat memasuki ruangan dan langsung memeluknya, aku pun tanpa sadar mengeluatkan air mata.
“Eh, ehm, Hyocan-ahh.” Ucap Eunhyuk kaget, tapi dia balas memelukku.
“Kenapa selama ini kau tidak pernah mngatakan kepadaku kalau kau punya penyakit kanker otak seperti ini?” Ucapku sambil melepaskan pelukanku.
“Mianhe, Hyocan-ahh. Ehm, sebenarnya selama ini aku menyukaimu, tapi aku tidak pernah mengatakannya kepadamu. Karena aku tidak mau meninggalkanmu kalau penyakitku ini membuat aku tidak dapat bernafas lafgi selamanya.” Ucap Eunhyuk panjang lebar dan membuatku semakin ingin menangis.
“Nado saranghae~ Hyukkie. Aku juga menyukaimu.” Ucapku sambil terisak dan ia langsung memelukku.
“Aku yakin kau pasti akan sembuh, kau sudah tahu kan kalau orang tua mu akan membawamu ke rumah sakit di luar negri?” Ucapku.
“Iyaa, aku sudah tau. Sebenarnya aku tidak mau pergi, tapi bagaimana lagi aku juga ingin sembuh agar bisa bertemu denganmu terus.” Ucap Eunhyuk.
“Aku percaya kau pasti akan sembuh, jadi kau harus berobat ke rumah sakit dan berjanjilah padaku, kalau kau akan sembuh dan menari lagi untukku.” Ucapku sambil mengangkat jari kelingkingku.
“Aku janji.” Jawabnya sambil tersenyum dan mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingkingku.

*Di Bandara*
Akhirnya tiba saatnya hari dimana Eunhyuk pergi untuk brobat k luar negri. Aku harap pengobatannya berhasil. Aku pun ikut mengantar kepergian Eunhyuk ke luar negri.
“Semoga pengobatannya berhasil yah, kau harus janji saat kau balik ke sini, kau akan menunjukkan tarian mu lagi untukku yah, Hyukkie. Kau juga tidak boleh melupakanku.” Ucapku dengan tersenyum, walaupun sebenarnya aku tidak ingin ditinggalkan Eunhyuk.
“Pasti, aku akan kembali, and I’m always remember you, because you are my everything.” Ucap Eunhyuk dan kemudian mencium keningku. Dan Akhirnya air mata ku pun mengalir.
I’m always waiting for you.” Jawabku dan langsung memeluknya.
Akhirnya Eunhyuk pun pergi meninggalkanku karena pesawat yang akan dinaikinya akan segera berangkat.
“HYOCAN!” Teriak Eunhyuk dari jauh aku pun langsung menengok ke arahnya.
“SARANGHAE~~!!” Ucapnya sambil membentuk lambang hati di atas kepalanya.
“NADO SARANGHAE~~!!” Aku pun membalas ucapannya sambil tersenyum manis.

*Beberapa bulan kemudian*

++Author POV++
Hari ini adalah hari kepulangan Eunhyuk kembali ke Korea, sehari sebelum pulang ke Korea ia menelepon Hyocan dan memberi tahu kalau penyakitnya sudah sembuh sepenuhnya. Mendengar kabar itu Hyocan sangat senag, ia pun ingin memberikan sesuatu sebagai hadia kedatangan kembali Eunhyuk ke Korea.
“Aku ingin memblikan sebuah gelang untuk Hyukkie, semoga saja ia menyukainya.” Ucap Hyocan sambil memgang sebuah gelang. Ia pun segera membungkus sepasang gelang itu dan menuliskan secarik surat untuk Eunhyuk dan dimasukkan ke dalam bungkusan gelang itu.
“Semoga saja Eunhyuk mau menerima gelang pemberianku ini, semoga ia sangat menyukainya, aku tidak sabar lagi ingin bertemu dengannya.” Ucap Hyocan senang.
Tapi tiba-tiba hadiah yang Hyocan pegang terjatuh ke tengah jalan, ia pun segera mengambil hadiah itu.
Tiiiin…. Tiiiiiiiiiiiiiiin…..
”KYAAAAAAAAA~~!”

*****

++Eunhyuk POV++
Aku duduk di taman ini dengan pemandangan taman yang sama, kursi taman yang sama, hembusan angin yang sama yang selalu menerpa rambutku. Tetapi, ada satu hal yang kini tidak sama lagi. Yah, ada satu hal yaitu tidak ada lagi Hyocan yang selalu melihatku menari, tidak ada lagi Hyocan yang selalu bercanda bersama ku di taman ini. Yang bisa kulihat hanya gelang pemberian terakhirnya.
Akupun membuka surat yang diberikan untukku, karena jujur saja sejak kematian Hyocan aku belum membuka surat yang ia berikan.

Dear Hyukki,
Hyukkie, aku memberikan sebuah gelang untukmu. Semoga saja kau menyukainya yah ^^. Aku juga punya gelang yang sama seperti yang aku berikan kepadamu. Gelang milikmu bertuliskan namaku, sedangkan gelang milikku bertuliskan namamu. Aku sengaja memberikan gelang seperti ini, supaya kita akan selalu mengingat sampai kapanpun, hehe. I’m always remember you, Hyukkie ^^.
-Kim Hyocan-

Tidak terasa saat membaca surat ini, air mataku langsung menetes dengan derasnya. Rasanya aku ingin pergi bersamanya. Aku sangat menyayanginya. Tapi, walaupun raganya telah pergi, jiwanya akan selalu bersamaku. I’m always remember you too, Hyocan. Bacause you are everything for me.
-The End-

No comments:

Post a Comment